REVIEW Assassin Creed 3 || Penutup Era Yang Manis


Gamer mana yang tidak akan tertarik dengan franchise open-world milik Ubisoft – Assassin’s Creed? Keunikan Assassin Creed juga muncul dari konsep “perjalanan memori” lewat Animus yang memungkinkan Ubisoft untuk menciptakan alur sejarah yang mereka inginkan. Setelah menampilkan empat seri terakhir yang menjadikan Altair dan Ezio sebagai karakter utama, Assassin’s Creed III yang sejak awal sudah diposisikan sebagai seri konklusi untuk cerita Desmond akhirnya membawa gamer ke dunia baru, karakter baru, dan pengalaman yang baru. Tidak lagi terpaku pada zaman Renaissance Eropa, Anda kini dibawa pada perang revolusi Amerika yang lebih brutal dan penuh darah. Anda akan memerankan seorang karakter baru, setengah British – Indian. Alam kini akan menjadi teman, dan hidden blade tetap berfungsi sebagai “pintu gerbang” Anda untuk mencapai revolusi yang selama ini diinginkan oleh para Assassin.

Bagi Anda yang sudah sempat menyimak preview kami sebelumnya tentu sudah memiliki sedikit gambaran tentang apa saja yang ditawarkan oleh Assassin’s Creed III . Lantas bagaimana performa keseluruhan dari seri terbaru ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah penutup era yang manis? Review ini akan mengupasnya lebih dalam untuk Anda.




Plot

Sebelum membahas lebih jauh tentang plot di balik Assassin’s Creed III, ada baiknya jika kami menceritakan latar belakang Perang Revolusi Amerika untuk membantu Anda mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Setelah perang antara pasukan Perancis dan Indian berakhir di tahun 1763, 13 koloni yang terbentuk di Amerika kemudian mulai memikirkan nasib mereka sebagai sebuah bangsa. Sepertiga dari koloni ingin bergabung kembali dengan Inggris, menjadi orang Inggris, dan menyatakan kesetiaan mereka pada King George III. Mereka ini disebut sebagai The Loyalists. Sementara sepertiga yang lain menginginkan kemerdekaan sendiri dan membentuk sebuah negara baru. Kelompok inilah yang disebut sebagai The Patriots. Sementara sepertiga lainnya mengumumkan kenetralan mereka. Perang untuk menentukan nasib Amerika inilah yang disebut sebagai Perang Revolusi Amerika.





Desmond kembali harus menjelajahi memori leluhurnya untuk mencari medali yang dipercaya merupakan kunci bagi teknologi Peradaban Pertama, Satu-satunya harapan untuk menyelamatkan dunia. Tidak serta merta berperan sebagai Connor, untuk pertama kalinya, Desmond masuk ke dalam memori dengan garis keturunan. Anda akan mendapatkan gambaran besar konflik dari kacamata sang ayah – Haytham Kenway.

Assassin’s Creed III sendiri diposisikan sebagai sekuel langsung dari seri Assassin’s Creed: Revelations yang dirilis tahun lalu. Cerita akan dibuka dari kacamata Desmond yang akhirnya menemukan sebuah tempat berteknologi The First Civilization (Peradaban Pertama), yang selama ini disebut-sebut sebagai satu-satunya jalan untuk menyelamatkan dunia, setelah ancaman badai matahari yang sudah diperingatkan semenjak seri Assassin’s Creed pertama. Namun tentu saja, seperti yang dapat diprediksikan, perjalanan heroik ini tentu saja tidak akan pernah mudah. Desmond ternyata membutuhkan sebuah medali sebagai kunci untuk mengakses teknologi penting yang satu ini. Atas alasan inilah, Desmond kembali harus masuk ke dalam Animus dan menjelajahi memori para leluhur mereka.


Namun memori tidak lantas membawa Desmond pada sosok Connor Kenway yang selama ini dipromosikan oleh Ubisoft. Anda akan menjelajahi memori dari sang Ayah – Haytham Kenway yang kini memegang medali yang berusaha didapatkan oleh Desmond. Dengan kunci yang ia dapatkan dengan membunuh salah satu petinggi di Inggris, Haytham berangkat ke Boston untuk menemukan “rumah” dari Peradaban Pertama ini. Rumah yang dapat ia buka dengan medali ini. Lewat informasi para bawahan setianya, Haytham menemukan bahwa “pintu” ini ternyata berada di dalam peradaban leluhur para suku Indian. Sesuatu yang mendorong Haytham untuk memihak mereka di dalam konflik dengan para penjajah. Pertemuannya dengan seorang wanita Indian pemberani – Kaniehti:io tentu saja membantu misi utamanya ini, namun ternyata tidak menghasilkan apapun. Yang terjadi? Haytham justru jatuh cinta padanya. Cinta yang berbuah sang karakter utama yang kita gunakan – Ratonhnhaké:ton.


Perjuangan sebenarnya dimulai ketika Connor diberi kepercayaan untuk mengenakan jubah Assassinnya. Perang untuk melawan para Templar yang berusaha mengekang potensi mimpi dan kebebasan bangsa Amerika pun dimulai.



Pertempuran melawan Para Templars pun dimulai..

Teknologi Peradaban Pertama seperti apa yang menunggu Desmond di balik pintu besar ini? Mampukah teknologi ini menyelamatkan manusia dari badai matahari yang sudah lama diramalkan?

Siapa sebenarnya sosok Haytham Kenway? Mampukah Connor menemukan dan menghancurkan para Templar yang ada di Perang Revolusi? Apa sebenarnya keinginan para Templar ini? Teknologi seperti apa yang dijanjikan oleh Peradaban Pertama di balik pintu yang berusaha dibuka oleh Desmond? Mampukah mereka menyelamatkan dunia? Satu yang pasti, semuanya akan berakhir di Assassin’s Creed III ini!

Segudang Fitur Baru – Atmosfer Gameplay yang Lebih Brutal!Lupakan dengan dua seri terakhir – Brotherhood dan Revelations yang boleh terbilang, miskin fitur baru. Berfokus pada perjalanan Ezio, kedua seri ini memang hanya diciptakan ekstra konten untuk menyimpulkan hidup Ezio. Sementara Assassin’s Creed III adalah sebuah seri yang benar-benar baru. Dunia, cerita, setting, atmosfer, hingga pengalaman yang ia tawarkan memang terbilang “segar”, sesuatu yang belum pernah ditemukan oleh penggemar franchise ini sebelumnya.




The beautiful and massive Frontier..

Detail lingkungan yang luar biasa, dipadukan sistem lighting yang lebih baik = menghasilkan pengalaman yang dramatis. Tidak lagi sekedar memanjat gedung, sebagai seorang Indian, Connor juga tidak kesulitan untuk memanjat dan bergerak dari satu pohon ke pohon lainnya.

Anda akan dihadapkan pada empat kota utama: Boston, Davenport Homestead, New York dan Frontier. Untuk yang terakhir ini, Anda akan kagum dengannya. Frontier merupakan peta terluas yang pernah diciptakan oleh Ubisoft di sepanjang sejarah franchise game yang satu ini, bahkan beberapa kali lipat dibandingkan Roma sekalipun. Anda akan menemukan gunung batu yang dapat Anda panjat, hutan rimba, bahkan binatang liar yang hidup bebas di dalamnya. Dunia baru yang liar boleh dibilang menjadi salah satu kekuatan utama dari seri Assassin’s Creed III ini sendiri, dengan daya magisnya yang sulit untuk ditolak. Setiap sudut yang Anda jelajahi, semua pemandangan yang ada di hadapan Connor akan membuat mata Anda termanjakan, baik ketika berlari maupun mengendari kuda sekalipun. Pergantian siang-malam dan cuaca juga akan membuat atmosfer pemainan ini kian dinamis.


Dasar dari permainan Assassin’s Creed sendiri tidak banyak berbeda. Anda masih harus menjelajahi kota-kota ini dengan sistem gameplay open-world terbuka yang memungkinkan Anda untuk menjelajahi setiap sudutnya, berusaha untuk menemukan objektif dari side maupun main mission. Anda juga masih dapat melakukan speed run, memanjat, dan melompat dari satu tempat ke tempat lainnya dengan hanya menggunakan satu tombol saja. Salah satu peningkatan yang cukup signifikan dan pantas untuk diacungi jempol adalah mekanisme pertarungannya. Tidak lagi “semudah” di masa lalu, setiap musuh kini memiliki kelemahannya tersendiri, walaupun sistem counter boleh terbilang, bisa menyelesaikan sebagian besar masalah yang ada.






Bloody!

Tomahawk membuat pertarungan berjalan semakin brutal. Setiap ayunan kapak dari Connor ini memang seolah didesain untuk mencabut nyawa seefektif mungkin. 
Anda kini bahkan bisa menjadikan musuh sebagai cover ketika berhadapan dengan grup penembak yang siap mengeksekusi Anda dari jarak jauh.

Pertarungan kini berjalan jauh lebih brutal, dengan animasi darah yang tampil lebih eksplisit. Darah akan bocor ke mana-mana, bahkan membasahi wajah Connor hingga salju putih menjadi tempat Anda berpijak. Ini tentu saja menjadi special effect yang menguatkan kesan Anda sebagai seorang Assassin yang ditakuti. Connor juga mendapatkan beragam animasi gerakan dan serangan yang jauh lebih kejam, apalagi dengan Tomahawk-nya yang khas. Menusuk kepala, menghujam dada, bahkan membunuh dua musuh sekaligus dalam satu serangan akan memanjakan mata Anda secara konsisten, bahkan berpotensi membuat Anda teradiksi untuk menciptakan konflik terbuka. Salah satu yang paling keren? Anda kini bisa menjadikan musuh sebagai cover ketika berhadapan dengan grup penembak lawan daripada hanya sekedar terdiam atau lari. Memasuki masa yang lebih modern dari sebelumnya, senjata api memang tidak perlu diragukan lagi, menjadi “primadona” baru di AC 3. Memaksimalkannya akan memberikan keuntungan tersendiri.





Beruang? Siapa takut!


Salah satu aspek yang kini semakin diperkuat di Assassin’s Creed III adalah kemampuan investigasi yang kini memainkan peranan lebih penting. Anda tidak akan “diberikan” berbagai clue yang Anda butuhkan begitu saja secara cuma-cuma, beberapa bahkan harus menjalani serangkaian proses analisa dan investigasi berbagai clue penting, sebelum Anda menemukan objektif yang paling utama. Connor diposisikan sebagai Assassin yang lebih “intelek” dibandingkan leluhurnya yang lebih mengandalkan kemampuan kasar.


Sebagai seri penutup untuknya, Desmond Miles akhirnya mendapatkan porsi cerita dan gameplay lebih besar di AC III ini. Anda akhirnya harus berhadapan dengan ancaman Abstergo Industries aka Templar di dunia nyata.

Lantas apa kabar Desmond? Sejak awal, Ubisoft memang sudah mempersiapkan Assassin’s Creed III sebagai konklusi dari kisah Desmond sendiri. Oleh karena itu, akan menjadi sesuatu yang absurd jika Desmond tidak memainkan peranan yang lebih banyak dan penting di seri terbaru ini. Benar saja, dihadapkan pada misi untuk mencari sumber tenaga bagi pintu Peradaban Pertama yang mereka temukan, Desmond akan dibawa berkeliling dunia dan berhadapan dengan ancaman yang selama ini hanya ia lihat lewat Animus belaka. Desmond akan berhadapan dengan para Templar di dunia nyata, berperang secara terbuka melawan Abstergo, dan mencari jalan keluar terbaik untuk memastikan keselamatan dunia. Semua hal ini akan Anda dapatkan di Assassin’s Creed III ini.




The Epic Naval War!

Naval War!


Pengalaman epic Assassin’s Creed III semakin disempurnakan dengan kehadiran sebuah fitur baru yang begitu segar dan menarik. Benar sekali, kita sedang membicarakan Naval War, sebuah fitur yang menuntut Anda untuk berperan sebagai seorang Captain dan membawa perperangan besar Anda ke laut. Bermodalkan sebuah kapal perang kelas menengah bernama Aquila, Connor akan menjelajahi luasnya Samudera Atlantik dan menempuh beragam misi, dari mengawal hingga menghancurkan. Walaupun terhitung sebagai side mission yang tidak harus diambil, namun misi-misi di Naval War memegang peran yang cukup penting di dalam cerita. Karena pada akhirnya, Anda harus berhadapan dengan salah satu Templar yang memang sudah menjadi target utama dari Connor Kenway sendiri. Lagipula, ia terlalu memesona untuk tidak dijajal dan ditaklukkan.


Libatkan diri Anda dalam perang kapal yang epik dan seru. Ini menjadi salah satu kekuatan utama Assassin’s Creed III itu sendiri! Anda juga seringkali harus bertempur di tengah badai besar, dengan penuh ombak liar yang tak kalah mengancam dibandingkan dengan meriam kapal musuh. Sebuah atmosfer yang berhasil menjadikan pertempuran laut ini kian dramatis.

Tidak hanya mekanismenya saja yang membuat Naval War ini menarik. Salah satu yang memperkaya pengalamannya adalah kesungguhan Ubisoft untuk menciptakan sebuah setting perang yang pantas untuk diacungi jempol. Detail visualisasi air, lokasi dengan penuh tebing, hingga cuaca badai ekstrim membuat pertarungan yang ada kian dramatis. Apalagi ketika Anda mulai harus menghindar ombak super besar yang tidak kalah mengancamnya dengan peluru meriam kapal musuh. Anda akan merasa sebagai seorang legenda di atas laut yang tidak terkalahkan, setelah menempuh beragam tantangan yang mungkin tidak akan pernah diatasi oleh kapten kapal “biasa”.


Ciptakan “Amerika Ideal” di Homestead

Membangun sebuah wilayah yang menjadi markas utama sang karakter utama memang bukan hal baru lagi di Assassin’s Creed. Semenjak Brotherhood, Ezio sudah dibekali dengan tugas untuk memperkuat kota yang menjadi basis operasionalnya, tentu saja dengan membangun beragam fasilitas yang akan menarik lebih banyak penduduk kota. Sebuah kota yang bak kota mati serta merta hidup menjadi kota yang begitu ramai dengan penduduk. Konsep inilah yang masih tetap dipertahankan untuk Assassin’s Creed III, namun dengan eksekusi yang benar-benar berbeda.

Personal, ini mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan usaha Connor untuk membangun kembali markas Assassin milik Achilles – Davenport Homestead. Tidak seperti seri-seri sebelumnya yang hanya mengandalkan sebuah buku dan menu untuk membangun kota, Connor dituntut untuk mencari dan berinteraksi dengan setiap calon penghuni dengan perannya masing-masing. Anda bisa menemukan mereka secara random atau melalui ikon misi yang terlihat dengan jelas di map. Setelah menyelesaikan misi pertama dan berhasil meminta mereka bergabung ke Homestead, para penduduk ini secara berkala akan menyediakan misi-misi tambahan yang kian kompleks. Hasilnya? Alih-alih sekedar tampil sebagai “pemimpin”, Anda akan merasa Connor “tumbuh dewasa” bersama dengan setiap dari penduduk ini. Anda akan melihat mereka bekerja, berinteraksi, berpacaran, menikah, memiliki anak, selama tugas Anda menyelamatkan Amerika dari cengkraman para Templars.



Anda tidak lagi sekedar merekrut penduduk dengan hanya menggunakan menu-menu sederhana seperti AC sebelumnya, Connor kini harus terlibat secara personal untuk membangun kota yang satu ini. Seperti halnya Connor, setiap penduduk ini juga akan tumbuh dan berkembang seiring dengan cerita. Mereka akan menua, menikah, dan memiliki anak sesuai porsi cerita.

Setiap misi penduduk yang berhasil Anda selesaikan, selain memperlihatkan progress kehidupan mereka, akan memperluas bidang kerja mereka sehingga mereka mampu menghasilkan dan mengumpulkan material dalam kualitas yang lebih tinggi. Selain untuk dijual, semua material ini juga sangat dibutuhkan untuk sistem Crafting. Menemukan resep yang tersebar di keempat kota besar ini, Anda kini dapat melakukan crafting untuk menciptakan beragam item signifikan, baik consumables, senjata, maupun beragam equipment yang dapat digunakan untuk menunjang aktivitas dagang Anda. Sementara untuk menunjang nilai jual yang lebih tinggi, Anda dapat menurunkan tingkat pajak yang ada. Caranya? Dengan mencari dan menguasai Fort-Fort Loyalist yang ada dan menyerahkannya kepada Patriots, mirip dengan sistem Borgia Tower di AC: Brotherhood silam.

Uang tidak akan datang secara otomatis, Anda harus berdagang! Beli komoditas yang didapat dari penduduk, dan jual dengan nilai yang lebih tinggi di kota-kota terdekat.

Tidak hanya menjualnya, Anda juga dapat memaksimalkan fungsi crafting dengan material yang Anda dapatkan dari Homestead. Anda bisa menciptakan consumables, item, dan senjata yang lebih kuat. Anda juga bahkan dapat membangun berbagai peralatan yang akan mendukung perdagangan Anda.
Davenport Homestead menjadi visi “ideal” Connor dan Achilles akan sebuah Amerika yang berusaha mereka bangun. Setiap penduduk dapat mewujudkan semua mimpi yang mereka inginkan di tanah yang baru, terikat dalam sebuah persekutuan demi kepentingan bersama, dan terdiri dari beragam ras – dari Black American hingga Irish sekalipun. America is the land of hope, dreams, and freedom..

Para Assassins Kini Memiliki Fungsi yang Berbeda!
Deploy the Assassins! 

Sebagai seorang Master Assassin, menggantikan Achilles yang mulai tua, Connor tentu saja memiliki wewenang untuk membangun kembali Brotherhood yang mulai lemah di tengah semakin menguatnya kekuatan para Templars. Tidak lagi sekedar berjalan random dan melakukan rekrut begitu saja, Connor kini harus “membuktikan diri” sebelum dapat mengajak mereka yang pantas untuk bergabung dalam lingkaran yang satu ini. Anda kini harus menjelajahi setiap sudut kota, melakukan berbagai misi kecil dan melemahkan pengaruh Templar terlebih dahulu sebelum dapat menempuh misi utama yang memungkinkan untuk merekrut sang Assassin di setiap distrik. Sebuah pekerjaan yang tidak lagi sederhana. Jumlah Assassin yang dapat Anda rekrut sangat terbatas, hanya 6: 3 dari Boston dan 3 dari New York.


Namun berbeda dengan AC sebelumnya yang hanya menjadikan para Assassin ini sebagai mesin pembunuh, AC III memungkinkan Anda untuk menentukan fungsi-fungsi yang berbeda untuk setiap Assassin. Anda bisa menjadikan mereka sebagai decoy, sniper, atau bodyguard.



Apa Saja yang Perlu Anda Pastikan Saat Memainkan Assassin’s Creed III? 


Please remember, I’m not the Assassin that you used to know.. 

Berbagai perubahan signifikan yang ditawarkan Ubisoft di seri terbaru ini mungkin akan menyebabkan sebagian besar “penggemar” franchisenya agak sedikit canggung menerimanya. Mengapa? Tidak hanya menyuntikkan fitur yang benar-benar baru, mereka juga melakukan beberapa perubahan yang mungkin tidak disadari oleh para gamer, namun ternyata berpengaruh besar pada jalannya permainan. Oleh karena itu, kami merangkum 3 hal yang menurut kami harus Anda ketahui dan lakukan sebelum atau selagi memainkan Assassin’s Creed III ini:

1. Synchronize tidak lagi membuka semua sudut map.

Jika di seri-seri sebelumnya, Anda hanya perlu melakukan Synchronize di setiap tower untuk membuka map dan melihat semua misi yang tersedia di setiap area, hal ini tidak lagi berlaku di Assassin’s Creed 3. Sekalipun Anda sudah melakukan synchronize di setiap ikon yang ada, peta tidak akan terbuka penuh secara sempurna. Ada beberapa bagian map yang masih “terselubung” dan membutuhkan ekstra kerja keras dari Anda untuk membuka dan menjelajahinya secara manual. Tidak jarang, bagian terselubung ini justru memuat beragam side mission penting yang mungkin saja Anda lewatkan. Oleh karena itu, pastikan Anda menyempatkan waktu untuk membuka map yang ada, terutama di Boston dan New York.

2. Sisihkan uang untuk membeli Maps di toko terdekat.

Peta? Perannya mungkin tidak begitu signifikan di seri AC sebelumnya, namun akan sangat menentukan di seri terbaru ini. Sebagian besar yang tersedia di Homestead membutuhkan proses pengumpulan beragam item dalam kuantitas tidak sedikit. Ada Peg Leg Trinket yang digunakan untuk membuka misi Naval War spesial untuk mendapatkan item tertentu, ada Chest yang tidak hanya memuat uang tetapi juga recipe untuk Crafting, serta Almanac Pages yang menyediakan recipe crafting special dari Benjamin Franklin. Dengan banyaknya collectibles yang ada, hampir tidak mungkin Anda dapat menemukan setiap darinya begitu saja. Oleh karena itu, sisihkan uang Anda untuk membeli map dari setiap item yang di atas. Hal ini akan mempermudah perjalanan Anda.

3. Ingat, uang tidak lagi datang secara otomatis!

AC III menuntut Anda lebih berperan aktif untuk mencari uang Anda sendiri untuk berbagai keperluan, lewat sistem dagang yang baru. Oleh karena itu, pastikan Anda selalu menyempatkan waktu untuk singgah di Homestead atau general store terdekat untuk mengakses accounting book dan mengirimkan komoditas andalan Anda untuk diperdagangkan. Setiap carriage yang Anda kirim akan membutuhkan waktu kurang lebih 12 menit sebelum menghasilkan uang. Komoditas apa yang paling menarik untuk dijual dengan keuntungan super besar? Just focus on your hunting product, it will benefit you the most!

Kesimpulan
Perubahan signifikan yang mereka ciptakan, dari timeline utama, setting, karakter, hingga beragam fitur baru menjadikan seri ini pantas untuk disebut sebagai Assassin’s Creed terbaik di sepanjang eksistensi franchise open-world yang satu ini.


Luar Biasa! Itu mungkin satu-satunya ekspresi yang dapat kami utarakan untuk menyimpulkan keseluruhan pengalaman yang berhasil ditawarkan oleh Ubisoft di seri Assassin’s Creed 3. Perubahan signifikan yang mereka ciptakan, dari timeline utama, setting, karakter, hingga beragam fitur baru menjadikan seri ini pantas untuk disebut sebagai Assassin’s Creed terbaik di sepanjang eksistensi franchise open-world yang satu ini. Cerita yang apik, sisi action yang penuh darah dan brutal, naval war yang epic, serta beragam pendekatan side mission yang lebih personal membuat seri ini begitu mudah dicintai. Bahkan boleh terbilang, tidak ada alasan yang cukup kuat untuk tidak menjadikannya sebagai game terbaik yang mungkin pernah Anda mainkan selama tahun 2012 ini.

Tidak perlu diragukan lagi, dengan semua kualitas yang ia tawarkan, dari beragam elemen baru yang harus diakui berhasil diterapkan Ubisoft dengan sangat baik, Assassin’s Creed 3 mampu membutkikan dirinya sebagai, tidak hanya seri Assassin’s Creed terbaik sejauh ini, tetapi juga calon Game of The Year menurut kacamata kami pribadi. Untuk mereka yang sudah menikmati franchise ini dari awal dan tumbuh besar bersama Desmond Miles, seri ketiga ini pantas dilihat sebagai sebuah konklusi, sebuah seri penutup era yang berhasil dirangkum dengan manis. Anda HARUS memainkannya!

Kelebihan
Animasi serangan yang lebih brutal, penuh darah, dan halus memang menjadi daya tarik tersendiri untuk memainkan AC III

  • Plot kompleks
  • Visualisasi yang lebih baik
  • Sisi action penuh darah dan animasi gerakan brutal
  • Setting alam liar yang dibangun dengan apik
  • Sistem berburu
  • Sistem rekrut Homestead dan Assassin yang lebih personal
  • The awesome Naval War
  • Ending yang membuka peluang bagi arah AC yang baru
Kelemahan
  • Framerate seringkali tidak stabil ketika Anda berhadapan dengan NPC dalam jumlah masif di satu layar. 
  • Glitch grafis yang masih sering ditemui
  • Framerate yang tidak stabil



================================================================

Untuk anda yang tertarik ingin mencoba game Assassin creed 3 ini, kami menjual game Assassin Creed 3 ini dengan harga Rp 8,000 / dvd , silahkan cek list GAME, SOFTWARE , dan OS kami 

http://downloadgame12.blogspot.com/2013/01/downloadgame12-store-online.html

================================================================



Semoga Bermanfaat !!!

0 komentar:

Posting Komentar

ATTENTION !!!!

Jika ada kritik, saran, atau link delete harap sampaikan pada kolom komentar di bawah

Terima Kasih

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Copyright © 2013 - Download Game 12
REVIEW Assassin Creed 3 || Penutup Era Yang Manis